Semnesia – Jasa Digital Marketing Terbaik dan Terjangkau

Statistik SEO by Semnesia

121 Statistik SEO Terbaru yang Wajib Kamu Ketahui di 2024

Di tengah lautan konten internet yang terus berkembang pada era digital marketing ini, bertahan di peringkat teratas mesin pencari seperti Google adalah tantangan besar.

Tapi, apakah kita benar-benar mengerti cara algoritma mesin pencari bekerja? Apakah kita terkini dengan statistik terbaru yang dapat mengubah permainan SEO?

Dalam artikel ini, akan ada 121 statistik SEO yang akan memperkaya wawasan kita tentang tren, tantangan, dan peluang di dunia optimasi mesin pencari tahun 2024. Mulai dari reporter, pemilik bisnis, hingga marketer, semua akan mendapatkan manfaat besar dari data-data ini.

Mari kita gali lebih dalam dan temukan cara untuk meningkatkan traffic website dan mengasah strategi SEO kita!

Statistik SEO Terbaik 2024

Data-data ini mengungkapkan beberapa tren penting dalam perilaku online. Fakta yang paling umum adalah Google tetap menjadi mesin pencari paling dominan, baik secara global maupun di Indonesia.

  1. Terdapat 25,6% dari semua pencarian di komputer tidak menghasilkan klik apa pun. (Semrush)
  2. Sebanyak 57% dari semua pencarian di ponsel tidak menghasilkan klik. Sementara klik iklan hanya 0,02%. (Semrush)
  3. Google mendominasi pasar mesin pencari global dengan persentase 91,61% diikuti dengan Bing sebanyak 3.38% dan Yandex 1,65% per Desember 2023. (Statcounter)
  4. Sekitar 95,28% penggunaan mesin pencari di Indonesia didominasi oleh Google, diikuti 1,41% oleh Bing dan 1,13% oleh Yandex per Desember 2023. (Statcounter)
  5. Sekitar 45% dari konsumen global menggunakan ponsel mereka untuk berbelanja online setidaknya sekali sehari. Sementara Indonesia berada di angka 50% dan berada di atas rata-rata. (YouGov)
  6. Pasar e-commerce Indonesia diperkirakan akan mencapai USD 58,43 miliar pada tahun 2024, dan diperkirakan akan mencapai USD 95,84 miliar pada tahun 2029. (Mordor Intelligence)
  7. Terdapat 53,3%, dari semua pengunjung situs web datang dari hasil pencarian organik. (BrightEdge)
  8. Sebanyak 98% orang membaca ulasan online untuk bisnis lokal. (BrightLocal)
  9. Halaman dengan jumlah total backlink tertinggi biasanya menempati peringkat teratas di Google. (Backlinko)
  10. Sekitar 0,63% pencari Google mengklik hasil dari halaman kedua. (Backlinko)

Fakta Tentang Mesin Pencari

Satu hal menarik dari statistik ini adalah tentang betapa pentingnya hasil pencarian yang relevan dalam memengaruhi keputusan pembelian.

  1. Sekitar 39% pembeli dipengaruhi oleh hasil pencarian yang relevan. (Think with Google)
  2. Youtube adalah keyword yang paling banyak dicari di Google pada tahun 2023. (Semrush)
  3. Google melakukan 5,9 juta pencarian per menit, yang setara dengan 8,5 miliar pencarian per hari, atau sekitar 3,1 triliun pencarian per tahun. (Statista)
  4. Mesin pencari menghasilkan 68% dari keseluruhan website traffic di dunia. (BrightEdge)
  5. Sekitar 71% klien B2B menggunakan mesin pencari untuk riset produk. (Think with Google)
  6. Fitur Autocomplete Google mengurangi pengetikan sebanyak 25%. (Google)
  7. Sebanyak 50% dari pembeli online mengatakan bahwa gambar membantu mereka melakukan pembelian. (Think with Google)
  8. Peringkat 1 dalam hasil pencarian organik Google memiliki rata-rata CTR sebesar 27,6%. (Backlinko)
  9. Tiga hasil pencarian teratas di Google mendapatkan 54,4% dari semua klik. (Backlinko)
  10. Indonesia menduduki peringkat ketiga dengan jumlah kunjungan ke Google sekitar 10,09 miliar kunjungan per bulan pada Desember 2023. (Semrush)
  11. Indonesia merupakan negara dengan persentase penggunaan Google melalui ponsel terbanyak di 5 besar negara pengakses Google. Terdapat 95,01% dari total traffic-nya berasal dari ponsel per Desember 2023. (Semrush)
  12. Sekitar 12,29% dari hasil pencarian memiliki featured snippets. (Ahrefs)
  13. Situs Detik adalah website berita nomor 1 paling banyak diakses. Detik juga merupakan website nomor 5 yang paling banyak diakses di Indonesia. (Semrush)
  14. Situs xnxx dan Pornhub berada di peringkat 6 dan 8 sebagai website porno yang paling banyak diakses di Indonesia. (Semrush)
  15. Situs dewasa doujindesu memiliki bounce rate terendah di antara 20 website teratas paling banyak diakses di Indonesia dengan persentase 18.99%. (Semrush)

Statistik Mengenai Peringkat Mesin Pencari

Fakta-fakta ini cukup membuat kaget. Kita dapat berasumsi kalau untuk sukses di pemasaran mesin pencari, baik itu lewat organik maupun berbayar, maka wajib untuk menduduki peringkat 1.

  1. Peringkat 1 dari pencarian organik memiliki kemungkinan 10 kali lebih besar untuk menerima klik dibanding halaman di posisi nomor 10. (Backlinko)
  2. Hanya 33% dari situs web memenuhi standar Core Web Vitals. (Ahrefs)
  3. Snippet memiliki CTR secara keseluruhan tertinggi sebesar 42.9%. (First Page Sage)
  4. Hasil paid search teratas memiliki CTR yang 40% lebih tinggi daripada hasil paid search nomor 2. (First Page Sage)
  5. Hanya 5,7% halaman yang akan menduduki peringkat 10 teratas dalam hasil pencarian dalam satu tahun setelah publikasi. (Ahrefs)
  6. Title tag antara 40 hingga 60 karakter memiliki CTR tertinggi. (Backlinko)
  7. URL yang mengandung istilah yang mirip dengan kata kunci memiliki tingkat klik 45% lebih tinggi dibanding URL yang tidak mengandung kata kunci. (Backlinko)
  8. Terdapat 25,02% halaman yang menduduki peringkat teratas tidak memiliki dekripsi meta. (Ahrefs)
  9. Total 96,55% halaman tidak mendapatkan traffic organik dari Google. (Ahrefs)

Statistik Mengenai Keyword

Banyak data yang penting di sini tapi ada satu yang bisa ditekankan. Faktanya, mayoritas pembeli melakukan riset sebelum membeli untuk memastikan keputusan terbaik.

  1. Judul dengan sentimen positif meningkatkan CTR sekitar 4%. (Backlinko)
  2. Terdapat 0,0008% dari kata kunci mendapatkan lebih dari 100.000 pencarian bulanan dan 94,74% dari kata kunci mendapatkan 10 pencarian bulanan atau kurang. (Ahrefs)
  3. Sekitar 8% dari pencarian terbentuk dalam pertanyaan. (Moz)
  4. Sekitar 91.45% dari volume pencarian dalam Google Ads Keyword Planner adalah perkiraan volume yang terlalu tinggi. (Ahrefs)
  5. Tidak ada korelasi antara penggunaan sebuah kata kunci dalam title tag dan peringkat yang lebih tinggi di halaman pertama Google. (Backlinko)
  6. Sekitar 53% dari para pembeli mengatakan bahwa mereka selalu melakukan riset sebelum membeli untuk memastikan bahwa mereka membuat pilihan terbaik. (Think with Google)
  7. Terdapat 91,8% dari semua pencarian di Google adalah long-tail keywords. (Backlinko)

Saat ini, perdebatan mengenai pentingnya backlink masih terus berlanjut. Namun, yang pasti, dalam beberapa situasi, backlink dapat menjadi penting sementara dalam keadaan lain, mungkin tidak terlalu penting.

Backlink bermanfaat ketika kamu berusaha meraih peringkat pada keyword yang sangat kompetitif.

  1. Sekitar 93,8% dari para pembangun backlink mengatakan kualitas backlink lebih penting daripada kuantitas backlink. (Authority Hacker)
  2. Backlink merupakan salah satu dari 3 faktor peringkat Google teratas. (Search Engine Journal)
  3. Sebanyak 41% dari para ahli SEO menganggap membangun backlink adalah bagian paling sulit dari SEO. (Authority Hacker)
  4. Guest posting adalah taktik membangun backlink paling populer, dengan 64.9% dari pembangun backlink menggunakannya. (Authority Hacker)
  5. Hanya 17,7% dari pembangun backlink yang menggunakan Digital PR untuk mendapatkan backlink. Ini membuat Digital PR menjadi taktik membangun backlink yang paling jarang digunakan. (Authority Hacker)
  6. Sekitar 61,7% dari pembangun backlink menggunakan media sosial untuk untuk melakukan outreach. (Authority Hacker)
  7. Sebanyak 74,3% dari pembangun backlink membayar untuk mendapatkan backlink. (Authority Hacker)
  8. Secara rata-rata, konten yang panjang menerima 77,2% lebih banyak backlink daripada artikel pendek. (Backlinko)
  9. Blog dengan format “Mengapa”, “Apa”, dan infografis menerima 25,8% lebih banyak backlink dibandingkan dengan video dan pos “Cara”. (Backlinko)
  10. Terdapat 66,31% dari semua halaman di internet tidak memiliki backlink. (Ahrefs)
  11. Sebagian besar halaman peringkat teratas mendapatkan backlink “followed” dari website baru dengan kecepatan +5% hingga +14,5% per bulan. (Ahrefs)
  12. Harga terendah backlink “followed” dari media di Indonesia adalah Rp250 ribu dan termahal Rp7,9 juta per 29 Januari 2024. (Seedbacklink)

Voice search atau pencarian suara masih belum terlalu diminati di Indonesia. Bahkan aku sendiri kesulitan mencari data pencarian suara yang ada di Indonesia.

Di bawah ini ada beberapa data statistik pencarian suara yang terjadi di Amerika Serikat. Lalu berikutnya ada data yang lebih umum dari hasil penelitian Backlinko.

  1. Sebanyak 36% warga Amerika memiliki smart speaker. (Edison Research)
  2. Amazon mendominasi pasar smart speaker di Amerika Serikat. (Statista)
  3. Separuh dari konsumen AS menggunakan pencarian suara setiap hari. (UpCity)
  4. Pertanyaan tentang cuaca dan pencarian lokal “terdekat” adalah dua penggunaan paling populer untuk pencarian suara di Amerika. (UpCity)
  5. Rata-rata hasil pencarian suara memiliki tingkat bacaan setara kelas 3 SMP. (Backlinko)
  6. Hasil pencarian suara umumnya hanya terdiri dari 29 kata. (Backlinko)
  7. Sebanyak 40,7% dari semua jawaban pencarian suara berasal dari featured snippet. (Backlinko)
  8. Kecepatan Halaman diduga memainkan peran penting dalam pencarian suara karena rata-rata halaman hasil pencarian suara dimuat dalam 4.6 detik. (Backlinko)
  9. Jumlah rata-rata kata dari halaman hasil pencarian suara adalah 2.312 kata Google cenderung mengambil jawaban pencarian suara dari konten yang panjang. (Backlinko)
  10. Sekitar 75% dari hasil pencarian suara menduduki peringkat 3 teratas untuk kueri yang ditargetkan pencarian suara. (Backlinko)
  11. Schema mungkin tidak memainkan peran penting dalam pencarian suara. Karena hanya 36.4% dari hasil pencarian suara berasal dari halaman yang menggunakan Schema. (Backlinko)

Statistik Mengenai Video SEO

Video online tak pernah mati dan terus menjadi platform yang dominan dalam pemasaran, dengan YouTube sebagai pemimpinnya.

Konsumen menghabiskan waktu yang luar biasa banyak untuk menonton video, terutama di ponsel mereka.

  1. Komputer menyumbang 87% dari tayangan video terkait bisnis. (Vidyard)
  2. Sebanyak 85% marketer menggunakan YouTube, menjadikannya platform video yang paling banyak digunakan. (HubSpot)
  3. Rata-rata waktu yang dihabiskan seseorang setiap hari untuk menonton video online hampir 2 jam 20 menit. (Wyzowl)
  4. YouTube adalah platform pemasaran video paling populer, digunakan oleh 90% pemasar video. Sekitar 86% menggunakan Facebook, sementara 79% menggunakan Instagram dan LinkedIn. (Wyzowl)
  5. Indonesia adalah negara kedua dengan jumlah pengguna TikTok terbanyak, memiliki 113 juta pengguna aktif TikTok yang berusia 18 tahun ke atas. (Data Reportal)
  6. TikTok diproyeksikan mencapai 2,25 miliar pengguna pada tahun 2025 dan laju pertumbuhannya melebihi para pesaingnya. (Statista)
  7. YouTube Shorts rata-rata mencatat lebih dari 70 miliar tayangan setiap hari. (YouTube)
  8. Video online memiliki jangkauan audiens sebesar 92% di seluruh dunia. (Wyzowl)
  9. Sekitar 14,9% dari generasi milenial menonton 10-20 jam video online per minggu. (Wyzowl)
  10. Sebanyak 90% konsumen menonton video di ponsel mereka. (Wyzowl)
  11. Terdapat 92% pemasar video puas dengan keuntungan investasi dari pemasaran video mereka. (Wyzowl)

Seperti yang diketahui kalau ponsel sangat dominan dalam penggunaan internet dan aktivitas belanja online. Pencarian lokal juga sangat populer dan identik dengan pengguna ponsel.

  1. Sebanyak 30% dari pencarian melalui ponsel terkait dengan lokasi. (Think with Google)
  2. Sekitar 58,99% dari seluruh traffic website di seluruh dunia berasal dari ponsel. (Statista)
  3. Lebih dari 70% pembeli menggunakan ponsel mereka untuk membeli secara online. (Semrush)
  4. Secara rata-rata, menduduki posisi 1 di penelusuran ponsel memberikan 6,74% klik, sementara menduduki posisi 1 di penelusuran komputer memberikan 8,17% klik. (SEOClarity)
  5. Related Search adalah fitur paling umum dalam SERP untuk pencarian melalui ponsel. (Semrush)
  6. Halaman website rata-rata membutuhkan waktu 87,84% lebih lama untuk dimuat di ponsel daripada di komputer. (Backlinko)
  7. Jumlah langganan jaringan seluler smartphone di seluruh dunia diperkirakan akan mencapai 6,9 miliar pada tahun 2024, dan diproyeksikan akan melampaui 7,7 miliar pada tahun 2028. (Statista)
  8. Jumlah pengguna smartphone di Indonesia diperkirakan akan mencapai 194 juta pada tahun 2024. Saat ini, Indonesia adalah pasar smartphone terbesar keempat di dunia setelah China, India, dan Amerika Serikat. (Statista)

Statistik Mengenai SEO E-commerce

Statistik ini menunjukkan bahwa e-commerce memiliki peran yang penting dalam pasar global dan Indonesia, dengan gratis ongkir menjadi faktor penting dalam keputusan pembelian online.

  1. Sebanyak 45% orang mengatakan gratis ongkir adalah alasan utama mereka berbelanja online. (Oberlo)
  2. Sebanyak 62% dari konsumen mengatakan mereka tidak akan membeli dari retailer jika pengiriman gratis tidak ditawarkan. (Shippo)
  3. Pada tahun 2022, jumlah usaha online di Indonesia diperkirakan mencapai 2.995.986. (BPS)
  4. Ada sekitar 12 hingga 24 juta toko online di dunia. (Digital in the Round)
  5. Tiga pasar e-commerce teratas adalah Asia Pasifik, Amerika Utara, dan Eropa Barat. (Statista)
  6. Mayoritas usaha di Indonesia menggunakan pesan instan sebanyak 95,17% dan media sosial sebanyak 41,30% sebagai sarana penjualan. (BPS)
  7. Hampir semua bisnis e-commerce di Indonesia (90,43%) menjalankan penjualan baik secara offline maupun online, dengan hanya 9,57% yang beroperasi secara online saja. (BPS)
  8. Hanya 20,72% dari total usaha e-commerce di Indonesia yang memiliki laporan keuangan. (BPS)
  9. Metode pembayaran paling umum digunakan di Indonesia adalah Cash on Delivery (COD), mencapai 82,26% di hampir semua sektor usaha. (BPS)
  10. Mayoritas pemilik usaha e-commerce di Indonesia berusia antara 25 hingga 44 tahun, dengan sebagian besar berada pada rentang usia 25-34 tahun (20,99%), 35-44 tahun (33,28%), dan 45-54 tahun (27,63%). (BPS)
  11. Pendidikan pemilik usaha e-commerce di Indonesia sebagian besar adalah SMA/SMK atau tingkat pendidikan yang lebih rendah yaitu 77,84%, diikuti oleh mereka yang memiliki Diploma IV/S1 sebanyak 16,34%. (BPS)
  12. Tenaga kerja pada usaha e-commerce di Indonesia masih didominasi oleh laki-laki sebanyak 54,58%. (BPS)
  13. Wanita melakukan sekitar 7 pembelian online per tahun rata-rata sementara laki-laki 5 pembelian per tahun. (Tidio)
  14. Wanita tertarik membeli pakaian dan fashion (Wanita 71% vs Laki-laki 49%) sementara laki-laki jauh lebih tertarik pada produk-produk baru yang terkait dengan teknologi (Laki-laki 49% vs Wanita 31%). (Tidio)
  15. Wanita membuat keputusan pembelian 7% lebih cepat daripada pria, dan banyak retailer online menargetkan wanita di media sosial dengan kampanye pemasaran yang merangsang pembelian impulsif. (Tidio)
  16. Sebanyak 82,97% usaha e-commerce di Indonesia memiliki pendapatan total di bawah Rp300 juta, sementara hanya 0,21% yang mencapai di atas Rp50 miliar. Sisanya berada di kisaran antara Rp300 juta hingga Rp50 miliar. (BPS)
  17. Penjualan e-commerce di dunia diperkirakan akan mencapai $8,1 triliun pada tahun 2026. (Statista)

Statistik Mengenai Local SEO

Dari statistik ini dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen dalam melakukan pencarian lokal melalui smartphone sangat memengaruhi aktivitas bisnis.

  1. Sebanyak 76% orang yang melakukan pencarian lokal di smartphone mereka mengunjungi sebuah bisnis dalam waktu 24 jam dan 28% dari pencarian tersebut menghasilkan pembelian. (Think with Google)
  2. Sebanyak 60% pengguna smartphone telah menghubungi bisnis secara langsung menggunakan hasil pencarian (misalnya, opsi “klik untuk menelepon”). (Think with Google)
  3. Terdapat 28% dari pencarian untuk sesuatu yang berdekatan (misalnya, “toko roti dekat saya”) menghasilkan pembelian. (Think with Google)
  4. Sekitar 54% pengguna smartphone mencari jam buka bisnis, dan 53% mencari petunjuk arah ke toko lokal. (Think with Google)
  5. Sekitar 45% dari pembeli global membeli secara online dan kemudian mengambil barang di toko. (Think with Google)
  6. Permintaan pencarian mobile “Dimana beli” + “dekat saya” telah tumbuh lebih dari 200% dari tahun 2017 hingga 2019. (Think with Google)

Statistik Mengenai Industri SEO

Pasar layanan SEO terus tumbuh dan menjanjikan peluang besar di masa depan. Pekerjaan SEO juga menunjukkan variasi besar dalam bayaran dan kualifikasi yang dibutuhkan, terutama di Indonesia, India dan Amerika Serikat.

  1. Harga jasa SEO di Indonesia bervariasi dari Rp100 ribu sampai Rp50 juta per 26 Februari 2024. (Semnesia)
  2. Di Indonesia, permintaan untuk jasa jual-beli backlink sangat tinggi, terutama dengan tingkat persaingan kata kunci “jasa backlink” yang kompetitif dan mencapai pencarian bulanan sekitar 1700 kali per Januari 2024.
  3. Pasar layanan SEO global tumbuh dari $62,75 miliar pada tahun 2022 menjadi $74,76 miliar pada tahun 2023 dengan tingkat pertumbuhan tahunan rata-rata (CAGR) sebesar 19,1%. (Research and Markets)
  4. Pasar layanan optimasi mesin pencari diperkirakan akan tumbuh menjadi $146,96 miliar pada tahun 2027 dengan tingkat pertumbuhan tahunan rata-rata (CAGR) sebesar 18,4%. (Research and Markets)
  5. Apple menggunakan Google sebagai mesin pencari default yang telah berkontribusi sebanyak $8,8 miliar terhadap pendapatan tahunan Google. (Research and Markets)
  6. Asia-Pasifik menjadi wilayah terbesar dalam pasar layanan optimasi mesin pencari pada tahun 2022. (Research and Markets)
  7. Biasanya agensi dan konsultan mengenakan biaya lebih tinggi dibandingkan dengan freelancers. (Ahrefs)
  8. Sebanyak 85,7% layanan SEO yang berbasis di India mengenakan tarif per jam sebesar $30 atau kurang. (Ahrefs)
  9. Terdapat korelasi positif yang jelas antara pengalaman dan tarif untuk layanan SEO. (Ahrefs)
  10. Sebanyak 29,8% posisi SEO memerlukan gelar S1. Hanya 7% yang memerlukan gelar S2. Dan 64,3% tidak memiliki persyaratan gelar sama sekali. (Backlinko)
  11. Keterampilan yang paling umum dicari oleh perekrut dalam seorang SEO termasuk “marketing”, “content”, “search”, “analytics”, “data” dan “tools”. (Backlinko)
  12. Gaji rata-rata untuk seorang profesional SEO berbasis di Amerika Serikat adalah $60.548 per tahun atau setara dengan Rp955 juta rupiah per tahun. Ini setara dengan Rp79 juta per bulan. (Backlinko)
  13. Gaji rata-rata pekerjaan SEO di Indonesia sekitar Rp5 juta hingga Rp10 juta per bulan. Berarti gaji per hari seorang ahli SEO hanya Rp227 ribu dan per jam hanya sekitar Rp25 ribu. Ini masih sangat jauh dari upah per jam ahli SEO di India.
  14. Pandemi COVID-19 tidak mengurangi jumlah postingan pekerjaan SEO. Bahkan, postingan pekerjaan untuk posisi SEO tampak sedikit meningkat selama masa pendemi. (Backlinko)
  15. Industri yang paling tertarik untuk mengisi posisi SEO adalah: Advertising & Marketing, Outsourcing, Internet, IT, Publishing, and Enterprise Software. (Backlinko)

Kesimpulan

Dari data yang telah disajikan, kita bisa simpulkan bahwa fokus utama SEO adalah Google, yang tetap menjadi pemimpin dalam mesin pencari global dan di Indonesia.

Situs web perlu dioptimalkan untuk perangkat mobile karena penggunaan ponsel untuk akses internet terus meningkat.

Konten tetap menjadi kunci dalam menarik pengunjung dan mendapatkan peringkat yang baik di hasil pencarian. Selain itu, penting juga untuk membangun backlink berkualitas daripada sekadar jumlahnya.

Jika kamu merasa kesulitan mengelola SEO, Google Ads, atau bahkan pembuatan website, Semnesia siap membantu! Layanan yang kami tawarkan dapat membantu meningkatkan visibilitas online dan mengoptimalkan online presence kamu.

Scroll to Top