Jadi, kita semua suka berbicara tentang target audience, tapi apa itu sebenarnya?
Target audience adalah grup spesifik orang yang ingin kamu jangkau dengan pemasaranmu. Ini seperti mencoba mencari teman di pesta – kamu ingin menemukan orang-orang yang paling cocok denganmu!
Nah, mengetahui target audience itu penting banget dalam upaya kampanye digital marketing kamu, karena membantu kita membuat konten dan pesan yang benar-benar kita sasarkan ke orang-orang yang tepat.
Jadi, mari kita mulai dengan mengerti lebih dalam tentang konsep ini!
Daftar isi:
Pengertian Target Audience
Target audience itu sebenarnya kayak kelompok spesifik orang yang kamu ingin jangkau dengan pesan atau pemasaranmu. Mereka ini bisa jadi orang-orang yang paling mungkin tertarik sama produk atau layanan yang kamu tawarkan. Sehingga kemungkinan membeli jauh lebih besar.
Bayangin aja seperti ini: kamu punya toko kue, kan? Nah, target audience kamu itu mungkin orang-orang yang suka kue, yang suka belanja online, atau bahkan yang suka cicipin kue baru.
Jadi, intinya, target audience adalah sekelompok orang yang kamu harap akan tertarik dan membeli produk atau layanan yang kamu tawarkan.
Manfaat Menentukan Target Audience
Manfaat menentukan target audience itu seperti menemukan harta karun dalam pemasaran. Jadi, bayangkan kamu sedang membuat iklan yang super keren. Nah, dengan mengetahui target audiencemu, iklan itu akan mengenai sasaran langsung!
Kamu bisa fokus pada apa yang membuat target audiencemu terkesan dan tertarik. Misalnya, kalau kamu tahu mereka suka petualangan, kamu bisa buat konten yang penuh petualangan banget! Ya kayak iklan Red Bull gitu.
Jadi, intinya, dengan mengetahui target audience, kamu bisa membuat pesan dan konten yang lebih relevan dan menarik bagi mereka. Dan itu artinya, peluangmu untuk sukses jadi lebih besar!
5 Tipe Target Audience
Bayangkan target audience seperti kotak cokelat yang isinya penuh kejutan! Setiap kotak punya cerita unik dan karakter yang berbeda.
Nah, dalam dunia pemasaran, kita punya lima jenis kotak cokelat (atau tipe target audience) yang berbeda-beda.
1. Purchase Intention
Bayangkan kalau kamu lagi browsing-browsing di internet atau berkeliling ke toko-toko, kamu udah punya pikiran bahwa kamu bakal membeli sesuatu yang spesifik.
Misalnya, kamu mungkin udah ngerencanain mau beli mobil sedan dengan fitur-fitur tertentu. Nah, itu adalah contoh dari Purchase Intention.
Jadi, sebagai pemilik bisnis atau pemasar, penting banget untuk mengerti tipe-tipe orang kayak gini. Karena mereka udah punya pikiran untuk membeli sesuatu, dan kamu bisa menarget mereka dengan pesan-pesan yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
Kamu nggak mau ketinggalan kesempatan untuk menawarkan produkmu kepada orang-orang yang udah siap membeli, kan?
2. Interests
Andaikan kamu punya bisnis yang menjual perlengkapan hiking. Nah, target audience kamu pasti akan mencakup orang-orang yang suka menjelajahi alam, mendaki gunung, atau sekadar menikmati keindahan alam.
Mereka adalah orang-orang yang tertarik dengan aktivitas outdoor dan memiliki minat dalam perlengkapan hiking. Jadi, saat kamu menentukan target audience berdasarkan minat, kamu ingin mencari tahu apa yang membuat orang-orang itu bersemangat.
Apakah mereka suka berpetualang, mengikuti kegiatan sosial, atau bahkan hanya ingin bersantai di alam bebas?
Mengidentifikasi minat target audience kamu membantu kamu membuat konten yang lebih relevan dan menarik bagi mereka.
Kamu bisa membuat konten yang menginspirasi mereka untuk menjelajahi alam, memberikan tips perjalanan, atau bahkan menawarkan produk atau layanan yang sesuai dengan minat mereka.
3. Subculture
Misalnya, ada subculture untuk penggemar musik tertentu. Kamu tahu kan, ada orang-orang yang benar-benar terobsesi dengan jenis musik tertentu seperti rock, hip-hop, atau EDM.
Mereka mungkin memiliki gaya berpakaian yang sama, bahkan mungkin memiliki bahasa atau slang mereka sendiri yang hanya dimengerti oleh anggota subculture itu.
Atau coba bayangkan subculture gaming. Kamu mungkin bertemu dengan orang-orang yang sangat mendalami dunia gaming.
Mereka bisa jadi sangat tertarik dengan game tertentu, bahkan mungkin mengikuti komunitas online yang membahas strategi permainan atau berbagi pengalaman mereka.
Jadi, subculture itu seperti komunitas kecil di dalam masyarakat yang memiliki minat, kebiasaan, atau bahkan identitas yang sama.
Mereka memiliki keunikan dan ikatan yang kuat di antara anggotanya, dan itu membuat mereka sangat menarik untuk dipelajari dalam konteks target audience dan pemasaran.
4. Demographics
Pertama, usia bisa jadi faktor penting. Biasanya, orang-orang yang lebih muda, seperti remaja dan dewasa muda, lebih tertarik dengan olahraga ekstrem seperti selancar. Mereka biasanya lebih berani mencoba hal-hal baru dan mencari pengalaman seru!
Selanjutnya, jenis kelamin juga bisa menjadi pertimbangan. Meskipun selancar tidak terbatas hanya untuk satu jenis kelamin, tapi kadang ada tren di mana lebih banyak pria yang tertarik daripada wanita, atau sebaliknya. Tapi percayalah, selancar itu menyenangkan untuk semua orang!
Pendidikan juga bisa menjadi faktor. Orang-orang dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi mungkin lebih cenderung mencari hobi atau aktivitas yang menantang secara fisik dan mental, seperti selancar.
Dan jangan lupa lokasi geografis! Orang-orang yang tinggal di pantai atau daerah dengan akses mudah ke laut atau ombak besar mungkin lebih mungkin tertarik dengan selancar daripada mereka yang tinggal di daerah pedalaman.
5. Behavior
Kamu bisa memiliki target audience yang cenderung melakukan pembelian impulsif. Mereka melihat sesuatu yang menarik dan langsung membelinya tanpa banyak pemikiran. Mungkin mereka lebih responsif terhadap tawaran diskon atau promosi yang terbatas.
Atau mungkin kamu punya target audience yang suka melakukan riset sebelum membeli. Mereka cenderung membandingkan harga, membaca ulasan, dan mencari informasi lebih lanjut sebelum membuat keputusan pembelian.
Memahami perilaku seperti ini bisa sangat membantu dalam menyesuaikan strategi pemasaranmu. Misalnya, kamu bisa menyesuaikan pesan promosimu sesuai dengan kebiasaan pembelian target audiencemu.
Jadi, kamu bisa memilih untuk menyoroti keunggulan produkmu atau memberikan testimoni dari pelanggan lain, tergantung pada karakteristik perilaku target audience yang kamu tuju.
Perbedaan Target Market dan Target Audience
Target market itu seperti kamu menatap ke hutan yang luas, sementara target audience itu seperti menemukan sekumpulan pohon di dalam hutan itu.
Target market adalah keseluruhan orang atau bisnis yang ingin kamu jangkau, sementara target audience adalah segmen tertentu dari target market yang memiliki kesamaan atau karakteristik yang serupa.
Misalnya, jika kamu memiliki toko baju, target marketmu mungkin semua orang yang suka berbelanja pakaian.
Tapi, target audiencemu bisa lebih spesifik, seperti remaja yang gemar berbelanja pakaian trendy dengan harga terjangkau. Jadi, kamu bisa lihat, target market itu lebih luas, sementara target audience lebih spesifik dan terfokus.
7 Cara Menentukan Target Audience
Saat kamu mengembangkan bisnis atau merencanakan strategi pemasaran, mengetahui siapa target audiencemu adalah kunci keberhasilan.
Namun, bagaimana cara menentukannya? Nah, di sini aku akan membahas 7 cara praktis dan efektif untuk menentukan target audiencemu. Ayo kita lihat bersama!
1. Gunakan AI
AI bisa menganalisis data besar-besaran dengan cepat dan pintar. Misalnya, kamu punya data pelanggan atau calon pelanggan, kan? Nah, AI bisa melahap data itu kayak monster lapar, terus dia keluarin insight super keren.
Kamu bisa lihat tren, pola pembelian, atau bahkan perilaku online mereka. Jadi, kamu nggak perlu jadi ahli data, karena AI bakal bantuin kamu menerjemahkan semuanya.
Contohnya, AI bisa bantu kamu tentuin jenis konten yang paling disukai sama target audience mu. Apakah mereka lebih suka video, gambar, atau tulisan? Nah, AI bisa kasih tau kamu!
Masukkan data audience kamu di ChatGPT, lalu masukkan perintah “Tolong analisis data ini dan berikan aku persona pembeli untuk strategi marketingku”
2. Analisis Data
Jadi, saat kamu melakukan analisis data, sebenarnya kamu sedang menggali semua informasi yang sudah kamu kumpulkan dari pelangganmu.
Kamu nggak perlu jadi ilmuwan roket buat ngerti ini, kok. Ini lebih seperti jadi detektif yang mengumpulkan petunjuk untuk memecahkan kasus.
Pokoknya, analisis data itu seperti mengumpulkan potongan-potongan puzzle. Dari sana, kamu bisa membangun gambaran yang lebih lengkap tentang siapa target audiencemu dan apa yang mereka butuhkan atau inginkan.
Kalau ini digabungkan dengan AI. Maka target audience kamu bakal jauh lebih akurat daripada harus dianalisis secara manual oleh manusia.
3. Survey Pelanggan
Survey pelanggan itu seperti mengobrol santai dengan teman-temanmu untuk mengerti lebih dalam tentang apa yang mereka suka dan tidak suka. Kamu ingin tahu apa yang membuat mereka senang dan apa yang bisa kamu perbaiki, kan?
Kamu bisa mulai dengan membuat pertanyaan yang simpel dan ramah. Misalnya, kamu bisa tanya mereka tentang pengalaman mereka menggunakan produk atau layananmu.
Kamu juga bisa tanya apa yang membuat mereka tertarik atau bahkan apa yang membuat mereka kesal.
Nah, setelah kamu mendapatkan tanggapan dari survey itu, jangan lupa untuk mengambil kesimpulan dan menarik pelajaran darinya. Apa yang mereka sukai? Apa yang mereka tidak sukai? Apa kebutuhan atau keinginan yang belum terpenuhi?
4. Pantau Kompetitor
Pertama, apa yang harus kamu lihat dari kompetitormu? Mulai dari iklan mereka, sampai pesan-pesan yang mereka kirimkan. Intinya, kamu ingin tahu siapa target audience mereka dan apa yang membuat mereka sukses.
Kamu bisa lihat platform mana yang mereka gunakan untuk berinteraksi dengan pelanggan. Apakah mereka lebih aktif di Instagram, Facebook, atau platform lainnya? Ini bisa memberi kamu gambaran tentang di mana seharusnya kamu fokus juga.
Selain itu, lihat juga apa yang mereka tawarkan kepada pelanggan mereka. Apakah ada promosi khusus atau konten yang menarik perhatian? Ini bisa memberi kamu ide tentang apa yang bekerja dengan baik di pasar.
Jangan lupa untuk melihat apa yang pelanggan kompetitormu katakan tentang mereka. Mereka suka atau tidak suka? Apa yang membuat mereka puas atau kecewa? Ini bisa jadi bahan pertimbangan penting untuk meningkatkan produk atau layananmu.
5. Perhatikan Demografis
Kamu harus memperhatikan faktor-faktor seperti usia, jenis kelamin, lokasi, pendapatan, dan bahkan status perkawinan.
Kenapa? Karena ini adalah detail-detail yang bisa memberi petunjuk yang sangat bagus tentang siapa yang mungkin tertarik dengan produk atau layanan yang kamu tawarkan.
Misalnya, jika kamu punya bisnis yang menjual produk perawatan bayi, kamu mungkin akan memperhatikan bahwa target audience kamu adalah ibu muda yang berusia antara 25-35 tahun, tinggal di perkotaan, dan memiliki pendapatan menengah ke atas.
Mengapa? Karena biasanya, ibu muda inilah yang mencari produk perawatan bayi untuk anak-anak mereka.
Jadi, dengan memperhatikan demografis seperti ini, kamu bisa membuat strategi pemasaran yang lebih terarah dan efektif.
6. Analisis Karakteristik Platform
Ini sebenarnya tentang memahami platform media sosial atau saluran pemasaran lainnya yang kamu gunakan untuk mencapai target audiencemu.
Gini, setiap platform punya karakteristik unik yang membuatnya berbeda satu sama lain, seperti Instagram, Facebook, Twitter, dan lain-lain. Nah, kamu perlu memahami karakteristik ini supaya kamu bisa menyampaikan pesanmu dengan efektif kepada audiens yang kamu tuju.
A. Instagram
Instagram itu lebih tentang visual. Jadi, jika kamu punya produk atau layanan yang bisa dipamerkan dengan foto atau video, Instagram bisa jadi pilihan yang bagus.
Kamu bisa menggunakan fitur-fitur seperti Instagram Stories atau IGTV untuk berinteraksi lebih dekat dengan audiensmu. Ingatlah, orang-orang di Instagram suka konten yang visual dan menarik perhatian!
B. Facebook
Facebook lebih serbaguna, ya. Kamu bisa membagikan konten yang lebih panjang dan lebih beragam di sini. Ada juga fitur iklan yang bisa kamu manfaatkan untuk menargetkan audiensmu dengan sangat spesifik. Jangan lupa untuk berinteraksi dengan komunitas di grup-grup yang relevan dengan bisnismu!
C. Twitter
Twitter itu cepat banget, kan? Jadi, kamu harus punya pesan yang singkat, jelas, dan menarik perhatian. Twitter juga bagus untuk berpartisipasi dalam percakapan, jadi pastikan kamu aktif dalam membalas mention dan retweet.
D. LinkedIn
Kalau bisnismu lebih terkait dengan profesionalisme dan dunia kerja, LinkedIn bisa jadi pilihan yang bagus. Di sini, kamu bisa berbagi konten yang berfokus pada karier dan bisnis. Juga, jangan ragu untuk terlibat dalam diskusi dan grup yang berkaitan dengan industri kamu.
E. Tiktok
TikTok adalah platform yang sedang sangat populer, terutama di kalangan kaum muda. Ini adalah platform video pendek yang memungkinkan kamu untuk menampilkan kreativitasmu dalam waktu singkat.
TikTok sangat cocok bagi konten yang lucu, kreatif, dan menghibur. Fitur-fitur seperti musik, efek khusus, dan tantangan viral membuat TikTok menjadi platform yang unik dan menghibur.
7. Evaluasi dan Perbaikan
Kamu perlu mengerti bahwa dunia pemasaran itu dinamis. Artinya, apa yang bekerja hari ini mungkin tidak akan bekerja besok. Jadi, kamu harus selalu siap untuk mengevaluasi dan memperbaiki strategi targetingmu.
Pertanyaannya sekarang, bagaimana cara kamu melakukannya?
Pertama, kamu perlu melihat data dan hasil dari strategi targetingmu. Kamu bisa melihat metrik seperti tingkat konversi, tingkat keterlibatan, atau penjualan untuk mengetahui seberapa efektif strategi targetingmu.
Selanjutnya, kamu perlu mendengarkan umpan balik dari pelanggan dan calon pelangganmu. Mereka bisa memberikan insight berharga tentang apa yang mereka sukai atau tidak sukai tentang pesan atau konten yang kamu kirimkan.
Setelah kamu memiliki data dan umpan balik, saatnya untuk melakukan perbaikan.
Mungkin kamu perlu menyesuaikan pesan atau kontenmu agar lebih sesuai dengan preferensi target audiencemu. Atau mungkin kamu perlu mencoba strategi targeting yang berbeda untuk melihat apakah ada yang lebih efektif.
Ingatlah, proses evaluasi dan perbaikan ini haruslah menjadi bagian terus-menerus dari strategi pemasaranmu. Jangan takut untuk mencoba hal baru dan bereksperimen dengan strategi targeting yang berbeda.
Contoh Target Audience dalam Media Sosial
Misalnya, kamu punya merek yang fokus pada atlet profesional. Target audience kamu di media sosial mungkin adalah orang-orang yang suka dengan olahraga, termasuk atlet amatir yang ingin terlihat keren dan mendukung merek olahraga favorit mereka.
Kamu bisa membuat konten yang menampilkan atlet-atlet terkenal menggunakan produkmu atau membagikan tips tentang meningkatkan kinerja olahraga.
Atau, bayangkan kamu memiliki merek perjalanan yang keren. Kamu ingin menjangkau backpacker muda yang doyan petualangan, bukan?
Jadi, target audience kamu mungkin adalah para petualang muda yang suka mengeksplorasi tempat-tempat baru, mencari pengalaman yang unik, dan siap berbagi momen seru di media sosial.
Kamu bisa membuat konten yang mempromosikan destinasi petualangan yang menarik atau berbagi cerita inspiratif dari traveler lain.
Kesimpulan
Kamu harus tahu siapa target audiencemu. Mereka itu kayak teman-temanmu yang paling cocok buat ngobrolin produk atau layananmu!
Dengan memahami target audience, kamu bisa membuat konten dan pesan yang lebih relevan buat mereka. Jadi, pesanmu nggak bakal nyasar ke mana-mana!
Jangan lupa, terus evaluasi dan perbaiki strategimu. Dunia pemasaran itu dinamis, jadi kamu harus siap beradaptasi dengan perubahan! Pokoknya, kenal target audiencemu, bikin konten yang bener-bener mereka suka, dan jangan takut untuk eksperimen! Kamu pasti bisa sukses!
Kalau kamu ingin mencoba digital marketing untuk bisnismu, tim kami siap membantu! Kamu bisa memesan jasa digital marketing dari agensi kami untuk mendapatkan strategi yang tepat sesuai kebutuhanmu.
Atau, jika kamu ingin belajar digital marketing secara gratis, kamu bisa mengunjungi blog kami yang penuh dengan informasi dan tips bermanfaat